Kamis, 30 Mei 2013

Belajar dari OVOP Asparagus Kabupaten Badung Bali

Desa Pelaga merupakan ujung Utara dari Kabupaten Badung adalah dataran tinggi dengan topografi yang baik untuk pengembangan agribisnis dan pertanian yang dapat menunjang kehidupan masyarakat dan petani itu sendiri. Dipilihnya desa Pelaga Badung menjadi pusat pengembangan pertanian adalah suatu langkah yang tepat karena ketebalan tanah dan cuacanya sangat cocok untuk pengembangan pertanian sayur-sayuran seperti asparagus dan tomat cery ceri, bunga kucai, terong ungu, selada dan hasil pertanian yang punya kualitas yang sangat baik dan juga untuk menunjang kepariwisataan Badung. Kementerian Koperasi dan UKM bersama ICDF bekerjasama dengan International Cooperation dan Development Fund (ICDF) mengimplementasikan Project One Village, One Product Agribusiness (OVOP Agribisnis). Kerjasama didahulu dengan kunjungan  I Wayan Dipta Deputi Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM  bersama  Mr. Lin Yen Jen Pimpinan Taiwan Technical Mission (TTM).

Pada intinya kerjasama ICDF Taiwan dan Indonesia mengajak bersama-sama untuk membangun dunia pertanian dan agribisnis berjalan secara baik baik di Badung maupun Bali.  Kerjasama dimulai dengan menggarap lahan 15 are dengan hasil produksi dari 2010 hingga Desember 2011 mencapai 1.000 kg dan diperluas menjadi 16 Ha. Untuk memperkuat kelompok petani di Desa Pelaga, lanjut karpiana, telah dibentuk sebuah lembaga koperasi. Di bidang usaha, kelembagaan koperasi ini berfungsi untuk memediasi akses pembiayaan, akses produksi dan pemasaran.  Petani yang telah masuk menjadi anggota koperasi mencapai 85 orang. Selanjutnya perluasan lahan garapan ditambah sesuai dengan kapasitas sehingga nantinya diharapkan dapat menghasilkan produksi 500 kg per hari. Asparagus memiliki prospek pasar yang baik untuk memenuhi kebutuhan restaurant, hotel yang ada di Bali dan ekspor. Dengan adanya bantuan dari ICDF diharapkan akan terjadi  perpaduan cara bercocok tanam budaya lokal dengan budidaya pertanian modern, serta menciptakan dampak yang positif bagi masyarakat pedesaan dan sekitarnya.

Petani sayur di Desa Pelaga kini telah mampu melaksanakan program OVOP dengan mengembangkan berbagai komoditi sayur seperti asparagus, tomat ceri, bunga kucai, terong ungu, beby buncis, kalian, selada. Hasilnya juga telah mampu disuplai untuk menunjang kebutuhan hotel-hotel di wilayah Badung Selatan termasuk diekspor ke Singapura. Keberhasilan petani Pelaga, Desa Bukian, Nungnung dan Penikit, tidak dapat dilepaskan dari dukungan penuh dari Project ICDF Taiwan yang membantu bibit, termasuk tenaga ahli. Sedangakan dukungan Kementerian Koperasi dan UKM berupa peningkatan kapasitas kelembagaan dan usaha koperasi. Pada tahun 2012 membantu permodalan dalam bentuk Bantuan Sosial kepada   sebesar Rp 100 juta kepada Koperasi Tani Mertha Nadi, Desa Pelaga Badung untuk mendukung pengadaan traktor dan pupuk. Dukungan, bantuan dan fasilitaasi ini diharapkan dapat memperluas cakupan area pengembangan budidaya pertanian dengan pendekatan OVOP, termasuk rencana pengembangan pengembangan OVOP di Desa Pelaga bisa berkembang menjadi 50 hektar. Diharapkan pula kedepannya Badung Utara menjadi sentra sayur, disamping asparagus yang merupakan ikon sayur Badung.

Komitmen Pemkab Badung 
Menteri Negara Koperasi dan UKM memberikan Pernghargaan Penggiat Pengembangan Produk Unggulan daerah melalui pendekatan OVOP (One Village One Product) Terbaik Tingkat Nasional kepada Bupati Badung.  Penghargaan diserahkan langsung Menteri Koperasi dan UKM RI DR. Syarifuddin Hasan, MM.MBA diterima Bupati Badung diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Badung Kompyang R. Swandika, SH.MH pada Temu Nasional Produk Unggulan Desa OVOP melalui Koperasi di SME Tower, Jakarta, 2 Jui 2012. Keberhasilan Badung ini tidak lepas dari support dari Pemkab Badung dalam pengembangan tanaman sayuran asparagus sebagai komoditi unggulan di Badung Utara yang diwadahi oleh sebuah lembaga Koperasi Tani Mertha Nadi Desa Pelaga. Dari hasil penelitian Universitas UNUD, ternyata kualitas asparagus petani Badung Utara merupakan yang terbaik di Indonesia.  Keseriusan Pemkab Badung mengembangkan wilayah Badung Utara erupakan kunci keberhasilan gerakan OVOP di Badung. Kerjasama antara Kementerian Koperasi dan UKM bersama International Coorporation and Development Fund (ICDF) mendapatkan dukungan penuh dari Pemkab Badung. Pemkab Badung akan terus mengupayakan yang terbaik untuk meratakan pendapatan masyarakatnya terutama untuk wilayah Badung Utara dan Selatan. Diharapkan kerja sama tersebut dapat memaksimalkan hasil pertanian di Badung Utara hingga produk-produk yang dihasilkan dapat didistribusikan di Badung Selatan.  Melalui kerja sama yang terjalin tersebut, diharapkan dapat ditemukan solusi-solusi atas kendala-kendala yang dihadapi khususnya  mengenai sumber daya manusia (SDM). Kabupaten Badung mempunyai komitmen untuk membangun wilayah Badung Utara menjadi sentra agribisnis sebagai penunjang pembangunan kepariwisataan di Badung Selatan. Dalam hal ini Badung melaksanakan lima prinsip dasar pembanguan berkelanjutan di Kabuapten Badung yaitu Pro Growth (Pemerataan bagi seluruh lapisan masyarakat), Pro Jobs (Penciptaan lapangan pekerjaan dan iklim usaha yang baik), Pro Poor (Penanggulangan kemiskinan), Pro Culture (Melestarikan dan pengembangan budaya masyarakat), Pro environment (Pelestarian Lingkungan).

Dalam kerjasama ini,  ICDF akan berupaya semaksimal mungkin menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat Badung Utara. Selain akan mengajarkan teknologi pertanian, dan pendampingan langsung terhadap para petani dalam budi daya sayur-mayur dalam hal ini adalah asparagus. Petani juga akan diajarkan bagaimana memproduksi, mengolah, mengemas serta  memasarkan hasil produksinya, hingga menghasilkan produk lokal yang bertaraf internasional. Selain transfer knowledge, ICDF juga akan menyediakan pasar (market) untuk produk yang dihasilkan para petani Petang. Selengkapnya mengenai Project OVOP Agriculuture ICDF baca di www.icdf.org.tw 

Budidaya Asparagus
Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi bagian batang muda atau tunasnya. Asparagus yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia terdiri dari dua jenis, yaitu Asparagus putih dan Asparagus hijau. Asparagus putih dibudidayakan di dataran tinggi dan tidak banyak dijumpai di Indonesia. Sayuran ini termasuk jenis sayuran mahal yang biasanya hanya tersedia di restoran dan hotel. Oleh karena itu, sayuran ini kurang begitu dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Namun demikian, prospek pengembangan Asparagus ini cukup baik karena sayuran ini banyak diminati oleh masyarakat luar negeri sehingga ekspor komoditas asparagus dapat meningkatkan devisa negara serta memberikan keuntungan bagi petani.  Tanaman ini asli Eropa dan Asia. Ditemukan tumbuh liar di Eropa, Afrika Barat Laut, Asia ke Timur sampai Iran. Dibudidayakan lebih dari 2000 tahun lalu dan digunakan sebagai makanan dan obat-obatan oleh bangsa Yunani dan Roma. Ada dua jenis rebung Asparagus, yaitu yang berwarna putih dan yang berwarna hijau. Bagian yang dikonsumsi adalah rebung muda. Asparagus penghasil rebung, sebenarnya juga sudah sejak jaman Belanda tumbuh di kawasan dataran tinggi, namun fungsinya untuk dipanen daunnya sebagai tanaman hias. Sebenarnya, Asparagus yang ditanam untuk diambil daunnya, adalah jenis Asparagus setactus yang marambat. Asparagus jenis ini banyak ditanam di teras rumah dan dirambatkan dengan tali, kawat atau kayu. Selain itu masih ada Asparagus densiflorus dan Asparagus umbellatus yang banyak dijadikan elemen taman karena bentuk tajuknya yang tebal dan indah mirip ekor tupai. Juga Asparagus falcatus yang daunnya besar-besar hingga sepintas tidak tampak sebagai Asparagus. Asparagus setaceus ini disebut juga dengan Asparagus officinalis yang merupakan tanaman penghasil rebung. Tanaman Asparagus (Asparagus officinalis), merupakan tanaman tahunan. Asparagus memiliki batang dalam tanah (rizoma), yang akan menumbuhkan rebung. Sementara “batang” yang tampak di luar tanah merupakan tempat tumbuhnya cabang, ranting dan daun. Daun Asparagus berbentuk jarum. Sepintas tanaman Asparagus penghasil rebung ini mirip dengan cemara. Namun tinggi tanaman hanya sekitar 1 m, dengan diameter batang hanya 1 cm. Di Indonesia, Asparagus cocok dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian antara 600 sd. 1700 m. dpl. Pembibitan Asparagus dapat dilakukan secara vegetatif dengan kultur jaringan, anakan yang berasal dari tunas maupun setek, serta secara generatif dari biji. Dari ke tiga asal bibit tersebut, bibit yang berasal dari biji lebih baik. 

Persiapan Bibit
Pembibitan Asparagus dapat dilakukan secara vegetatif dengan kultur jaringan, anakan yang berasal dari tunas maupun setek, serta secara generatif dari biji. Dari ke tiga asal bibit tersebut, bibit yang berasal dari biji lebih baik. Awalnya, bibit didatangkan dari Taiwan, tetapi mulai tahun 2007 ini petani mulai mengembangkan usaha pembibitan asparagus secara mandiri. Harga bibit Asparagus hijau mencapai 2,5 juta rupiah untuk setiap 2 pound atau 800 gram-nya. Dalam luasan 1 ha lahan memerlukan 600 gr bibit asparagus.

Asparagus merupakan tanaman yang ditanam secara tidak langsung (Indirect seedling) melalui persemaian. Dalam pembibitan dengan biji terdapat 6 tahap, yaitu :

Persemaian
Dalam persemaian, perlu diperhatikan pemilihan lahan persemaian yaitu lahan yang berdrainase baik, bukan bekas lahan tanaman asparagus, tanahnya gembur, subur dan berpasir. Bedengan tempat persemaian dilakukan pengolahan tanah, diberi pupuk dasar dan Furadan 3G untuk menghindari hama. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm, tinggi 20 – 25 cm, lebar parit 40 cm dengan kedalaman 40 cm.

Perendaman benih
Benih yang akan disemaikan sebelumnya direndam dalam air dingin pada suhu 27ºC selama 24-48 jam. Selama perendaman, air diganti 2 – 3 kali. Biji ynag mengambang pada saat perendaman dibuang.

Semai benih
Benih disemai pada tanah dengan jarak tanam 15×10 cm, dengan kedalaman 2,5 cm, setiap 1 lubang ditanam 1 biji. Di atas permukaan tanah ditutup jerami atau sekam kemudian disiram secukupnya.

Perawatan persemaian
Meliputi pencegahan hama dan penyakit dilakukan seawal mungkin.

Pemupukan
Sewaktu masih dipersemaian setiap 20 – 30 hari dilakukan pemupukan susulan urea.

Seleksi dan Pencabutan benih
Transplanting atau pemindahan bibit dilakukan setelah 5 – 6 bulan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam transplanting diantaranya bibit yang akan dipindahkan adalah bibit yang sehat; bibit yang dicabut harus segera ditanam; dan sebelum penanaman akar dipotong, disisakan 20 cm, dan pucuk tanaman dipangkas hingga tinggi tanaman hanya ± 20 cm.

Pengolahan Tanah
Sebelum penanaman, lahan yang akan ditanami asparagus dibajak dalam dan merata. Dibuat parit dengan kedalaman 15 – 20 cm. Untuk tempat tanam, jarak antar tanaman 40 – 50 cm dan jarak antar baris 1,25 – 1,5 m. Pada awal tanam tidak digunakan pupuk kimia, tetapi menggunakan pupuk kandang.

Penanaman
Bibit yang ditanam adalah bibit yang sudah berumur 5 – 6 bulan. Penanaman dilakukan pada pagi hari sekitar jam 9 atau pada sore hari sekitar jam 4.


Pembumbunan
Apabila tunas sudah mulai tumbuh, dapat dilakukan pembumbunan. Pada musim hujan, parit diperdalam. Hal ini karena Asparagus tidak menyukai genangan.

Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan setelah induk tanaman membentuk 8 – 10 batang, selebihnya dipangkas. Setelah mendekati masa panen batang yang dipelihara cukup 3 – 5 batang. Pemangkasan juga dilakukan pada cabang dan batang yang terserang hama atau penyakit.

Pengairan dan drainase
Dilakukan dengan cara menggenangi parit (di-Lêb) setinggi setengah dari tinggi parit, ditunggu hingga air meresap sampai atas, kemudian sisa air dibuang.irigasi pada musim kemarau dilakukan tiap 1 minggu sekali.

Pemupukan susulan
Selain pupuk susulan biasa, setiap tahun juga dilakukan pemupukan berkala, yaitu pemupukan berat seperti saat pertama kali tanam. Pada saat tersebut tidak dilakukan panen selama 3 – 4 minggu (fase istirahat) dan dilakukan seleksi induk. Pupuk susulan dilakukan dengan cara membuat parit sepanjang barisan berjarak 20 cm dari tanaman, dalamnya parit 15 cm kemudian pupuk dicampur dan ditutup dengan tanah. Pupuk susulan kimia diberikan setiap bulan, sedangkan pupuk kandang diberikan setiap 3 bulan sekali. Pupuk susulan ke empat kembali lagi seperti pupuk I, dan seterusnya.


Pemupukan untuk 1000 m2 :

Pemupukan 1000 m2
Jenis pupuk
Pupuk Dasar (kg)
Susulan I (kg)
Susulan II (kg)
Susulan III (kg)
Kandang
2000 – 3000
-
-
2000 – 3000
Urea
-
30
30
30
TSP
-
30
-
30
KCL
-
20
20
20
Sumber : Misi Teknik Pertanian Taiwan


Pengelolaan hama dan penyakit
Tanaman induk yang mati karena terkena hama atau penyakit dipotong dan diganti dengan cara membesarkan batang yang tumbuh normal. Hama yang sering dijumpai adalah ulat grayak dan ulat tanah yang menyerang selama periode transisi musim kemarau ke musim hujan, sedangkan penyakit yang menyerang dari golongan jamur. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanik selama serangan belum terlalu berat. Aplikasi pestisida dilakukan jika serangan sudah cukup berat. Pestisida yang digunakan adalah pestisida organik (Daun Tembakau).

Panen

 Asparagus dapat dipanen rebungnya pada umur 4-5 bulan setelah transplanting. Asparagus hijau yang dipanen adalah setelah muncul diatas tanah dengan kondisi pucuk yang masih kuncup. Panen dilakukan dengan dua cara, yaitu mencabut dan memangkas atau memotong batang muda. Cara panen dengan memotong batang muda merupakan cara yang lebih baik, karena cara tersebut tidak merusak sistem perakaran tanaman yang dijadikan indukan. Jika panen pertama dilakukan pada umur 4 bulan setelah transplanting, maka penen kedua pada umur 5 bulan dengan interval panen 2 hari sekali, bulan keenam dan seterusnya dapat dipanen setiap hari.